Senin, 31 Desember 2012

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING “Pemantapan Kemampuan berkomunikasi secara Efektif.” A. Tema/ topik : Komunikasi Kelompok B. Bidang Bimbingan : Sosial C. Jenis Layanan : Informasi D. Fungsi Layanan : Pemahaman E. Kompetensi Dasar : Menerapkan dan kelompok F. Tujuan Layanan/Hasil : Peserta didik mampu : 1. Menjelaskan pengertian komunikasi yang efektif 2. Mengetahui pengertian komunikasi antar kelompok 3. Memahami syarat komunikasi sosial 4. Memahami ciri – ciri interaksi dan faktor – faktor social 5. Memahami bentuk interaksi sosial 6. Membedakan fungsi dan manfaat komunikasi yang efektif 7. Menerapkan teknik komunikasi yang efektif G. Strategi/Teknik : Ceramah, permainan, diskusi, dan tanya jawab H. Deskripsi materi : terlampir I. Sasaran : siswa kelas X J. Semester : gasal K. Tempat : ruang kelas X L. Waktu : 2 x Pertemuan (45 menit) M. Penyelenggara layanan : guru BK N. Pihak-pihak yang : Siswa Kelas X dilibatkan O. Media : laptop, LCD, video, dan gambar P. Uraian kegiatan : a. Pertemuan Pertama 1. Cek daftar kehadiran siswa. 2. Siswa menempati tempat duduk masing-masing dan mengkondisikan siswa. 3. Memberi informasi kompetensi yang ingin dicapai dari materi layanan. 4. Ceramah tentang komunikasi efektif . b. Pertemuan Kedua 1. Cek kehadiran siswa. 2. Mereview materi pada pertemuan pertama dilanjutkan dengan permainan. 3. Siswa bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya untuk melaksanakan permainan. Sebelum itu permainan akan dijelaskan terlebih dahulu oleh guru BK. 4. Siswa dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan permainan. 5. Menawarkan kepada siswa untuk mendiskripsikan tujuan dan manfaat permaianan. 6. Kelompok lain menanggapi kelompok yang mendiskripsikan permainan. 7. Mengevaluasi Permaianan yang telah dilaksanakan 8. Kesimpulan materi untuk memantapkan pemahaman siswa akan komunikasi Sosial. Q. Penilaian : 1. penilaian jangka pendek : mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti layanan. 2. penilaian jangka panjang : memantau perkembangan siswa setelah pemberian layanan. R. Evaluasi dan Tindak Lanjut : Input : apakah siswa merasa membutuhkan materi yang disampaikan. Proses : apakah siswa memahami materi yang disampaikan. Produk : apakah siswa mampu menerapkan komunikasi antar pribadi dan kelompok S. Keterkaitan layanan ini dengan layanan yang lain : Layanan Bimbingan Kelompok dan layanan konseling individual.

SATLAN Media BK

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING “Pemantapan Kemampuan berkomunikasi secara Efektif.” A. Tema/ topik : Komunikasi Kelompok B. Bidang Bimbingan : Sosial C. Jenis Layanan : Informasi D. Fungsi Layanan : Pemahaman E. Kompetensi Dasar : Menerapkan dan kelompok F. Tujuan Layanan/Hasil : Peserta didik mampu : 1. Menjelaskan pengertian komunikasi yang efektif 2. Mengetahui pengertian komunikasi antar kelompok 3. Memahami syarat komunikasi sosial 4. Memahami ciri – ciri interaksi dan faktor – faktor social 5. Memahami bentuk interaksi sosial 6. Membedakan fungsi dan manfaat komunikasi yang efektif 7. Menerapkan teknik komunikasi yang efektif G. Strategi/Teknik : Ceramah, permainan, diskusi, dan tanya jawab H. Deskripsi materi : terlampir I. Sasaran : siswa kelas X J. Semester : gasal K. Tempat : ruang kelas X L. Waktu : 2 x Pertemuan (45 menit) M. Penyelenggara layanan : guru BK N. Pihak-pihak yang : Siswa Kelas X dilibatkan O. Media : laptop, LCD, video, dan gambar P. Uraian kegiatan : a. Pertemuan Pertama 1. Cek daftar kehadiran siswa. 2. Siswa menempati tempat duduk masing-masing dan mengkondisikan siswa. 3. Memberi informasi kompetensi yang ingin dicapai dari materi layanan. 4. Ceramah tentang komunikasi efektif . b. Pertemuan Kedua 1. Cek kehadiran siswa. 2. Mereview materi pada pertemuan pertama dilanjutkan dengan permainan. 3. Siswa bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya untuk melaksanakan permainan. Sebelum itu permainan akan dijelaskan terlebih dahulu oleh guru BK. 4. Siswa dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan permainan. 5. Menawarkan kepada siswa untuk mendiskripsikan tujuan dan manfaat permaianan. 6. Kelompok lain menanggapi kelompok yang mendiskripsikan permainan. 7. Mengevaluasi Permaianan yang telah dilaksanakan 8. Kesimpulan materi untuk memantapkan pemahaman siswa akan komunikasi Sosial. Q. Penilaian : 1. penilaian jangka pendek : mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti layanan. 2. penilaian jangka panjang : memantau perkembangan siswa setelah pemberian layanan. R. Evaluasi dan Tindak Lanjut : Input : apakah siswa merasa membutuhkan materi yang disampaikan. Proses : apakah siswa memahami materi yang disampaikan. Produk : apakah siswa mampu menerapkan komunikasi antar pribadi dan kelompok S. Keterkaitan layanan ini dengan layanan yang lain : Layanan Bimbingan Kelompok dan layanan konseling individual.

Jumat, 10 Juni 2011

Kenangan, Cinta

Tak terasa usia mulai berkurang
se ingatku . . . .
kemarin aq baru lulus SMP
se ingatku . . . .
kemarin aq masih SMA
se ingatku . . . .
kemarin aq baru masuk Kuliah pertama
se ingatku . . . .

hanya ter ingat saja
di masa - masa itulah
kita mulai mengenal teman
kita mulai suka pada lawan jenis

ku mulai mengenang
dimana kita bersama
tawa, sedih, marah, benci, kebersamaan
tercampur aduk
dalam nostalgia
dalam kenangan

ku mulai merasakan apa itu
c i n t a
walau sebenarnya
ku belum pernah
merasakan seperti kalian

cinta yang ku kenang
cinta yang ku damba
cinta yang kurasa
cinta yang ku cari
menjadi sebuah energi

dengan cinta
aku hidup
aku kuat
dan aku
berani

hanya cinta di hati yang tak pernah musnah di dunia ini
meski dilukai, disakiti tapi cinta tak menghiraukan itu
cinta tak hanya dimulut, karena mulut bisa bersilat lidah
cinta butuh bukti bukan hanya ucapan semata

Senin, 23 Mei 2011

FILOSOFI AYAM

Ayam mungkin dalam pikiran kita hanyalah sebuah hewan yang enak untuk dibuat dalam menu masakan yang lezat. Mungkin apabila kita kaji lebih dalam lagi ada karakteristik yang dapat di contoh dari hewan sejenis aves (burung) ini. Kita hanya melihat dari satu sisi saja dimana hewan ini sering membuat kotor lingkungan, membawa penyakit H1N1 (Avian influinza) atau flu burung dan reproduksi di sembarangan. Tapi harus kita tahu bahwa ayam bisa menjadi tauladan yang baik dan bertanggung jawab, coba kita bandingkan dengan tingkah laku kita apakah kita kalah dengan ayam? atau kita lebih unggul dari ayam?. Kebanyakan manusia yang tidak bertanggung jawab dan memiliki budi pekerti yang kurang masih kalah dengan ayam. Mari kita bandingkan manusia dengan ayam :
1. Induk Ayam Kalau mencari makan
Di sini ayam mencari makan dengan cara mencakar - cakar tanah sampai berhasil sehingga (ga kelaperan hae.....)
2. Induk Ayam mencari makan untuk anaknya
Ayam kalau sudah dapat makanan hanya Cuma mematuk atau notoli (bahasa jawa) dan anaknya mematuk atau notoli mulutnya induknya (kalau manusia nyaupain githu)
3. Induk Ayam Kalau kehujanan
Pada saat hujan biasanya induk ayam mengepakkan sayapnya dan anak ayam berlindung dalam bawah sayap induknya
Mungkin baru itu aja yang dapat kita pelajari dari seekor Ayam yang begitu melindungi anaknya.

Rabu, 04 Mei 2011

TEMPAT YANG MEMBUTUHKAN KESEHATAN MENTAL

TEMPAT YANG MEMBUTUHKAN KESEHATAN MENTAL
Pembimbing : Drs. Ahmad Syamsuri, MM.














Di Sajikan Oleh :
1. Alphonsus Dananjaya K 3108004
2. Derry Putri Haryani K 3108015
3. Hadana Ulufannuri K 3108025
4. Happy Diyah Sari Finishiawati K 3108026
5. Muhammad Dafid Alfian K 3108038


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011


TEMPAT YANG MEMBUTUHKAN KESEHATAN MENTAL

Tempat yang membutuhkan kesehatan mental dibagi menjadi 2, yaitu Lingkungan Primer dan Lingkungan Sekunder. Lingkungan yang paling awal dikenal dan terdekat oleh anak adalah adalah lingkungan primer. Lingkungan primer merupakan lingkungan keluarga di dalamnya terjadi interaksi yang inten dengan orang tua. Orang tua secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi setiap terbentuknya perilaku dasar pada anak. Anak cenderung melakukan copying terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya, maka orang tua merupakan pihak yang sangat bertanggung jawab terhadap arah perkembangan anak. Disamping lingkungan primer, anak juga akan dihadapkan pada lingkungan sekunder. Lingkungan kedua ini merupakan lingkungan sekolah. Di lingkungan ini anak tidak hanya belajar pada tataran akademik tapi anak juga akan turut belajar bagaimana untuk melakukan sosialisasi terhadap orang-orang sekitarnya, terlebih dengan sebayanya. Pada lingkungan ini anak juga akan terpengaruh pada dinamisasi di dalamnya. Seperti pada lingkungan primer, lingkungan sekunder mempunyai peranan penting dalam mengawal masa transisi anak.
1. Lingkungan Primer
Keluarga : tempat pertama anak memperoleh pendidikan dan contah – contoh perkembangan pribadi anak berasal dari hereditas dan lingkungan sosial (W.Stern)
Kartini Kartono : kekeliruan perbuatan orang tua (salah asuh, ucapan, tindakan orangtua) menjadi sumber tindak asusila, gangguan mental dan konflik batin pada anak
Bebrapa kejadian yang menimbulkan gangguan mental dan konflik batin pada anak.
Beberapa kejadian yang menimbulkan gangguan mental (kartini Kartono) :
 Kegagalan
 Kebingungan
 Larangan sosial,
 Overprotection,
 Ditolak Ortu,
 Broken home,
 Cacat fisik,
 Pengaruh ortu,
 Lingkungan sekolah yang buruk,
 Lingkungan sosial yang buruk
2. Lingkungan Sekunder
a. Lingkungan Sekolah
Pada umunya perhatian akan pentingnya kesadaran dan pemahaman terhadap kesehatan mental di lingkungan sekolah kerap luput. Perlu perhatian serius dari segenap pihak khususnya pada guru pembimbing atau konselor juga tak lepas dari peranan kepala sekolah, guru mata pelajaran, maupun staf kantor. Kurangnya perhatian terhadap masalah kesehatan mental peserta didik tak jarang berakibat pada timbulnya maladjustment atau tindakan penyimpangan dalam berbagai bentuk dan tentunya bisa sangat merugikan.
Manifestasi dari berbagai gejala gangguan kesehatan mental yang dialami peserta didik ini pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian kognitif akademik siswa berupa prestasi belajar dan berpengaruh terhadap perkembangan psikis yang tidak optimal pada siswa. Pengaruh pada prestasi belajar umumnya ditandai dengan menurunya daya tangkap materi yang diajarkan, ketidakmampuan dalam menyelesaikan tugas maupun ujian yang berakibat pada jatuhnya hasil belajar yang ditandai dengan nilai-nilai yang tidak memenuhi standar. Sedangkan pada perkembangan psikis, hal ini terkait pada masalah kenakalan remaja berupa tingkah laku agresif, pergaulan bebas, tindak asusila dan sebagainya; kedisiplinan berupa menyontek, acuh terhadap tata tertib, ketidakrapian dalam berpakaian dsb; pada gangguan mental nampak pada sikap yang dingin pada lingkungan, selalu murung, nampak cemas yang belebihan, gejala narkotika, dsb.
Dari uraian singkat diatas secara umum kita mampu memahami kesehatan mental di lingkungan sekolah. Maka beberapa hal yang dapat diupayakan untuk menerapkan prinsip kesehatan mental di lingkungan sekolah Dr. Muh Surya (1985) mengungkapkan beberapa saran diantaranya:
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah (at home) bagi anak didik, baik secara sosial, fisik, maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak.
3. Usaha pemahaman anak didik secara menyeluruh baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat belajar yang dapat memotivasi belajar.
5. Ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
6. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat membesarkan motivasi belajar.
7. Menciptakan situasi sosial yang baik dan membantu perkembangan pribadi anak.
8. Peraturan/tata tertib yang jelas dan difahami oleh murid.
9. Penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan pribadi anak.
10. Teladan dari para guru dalam segala segi pendidikan.
11. Kerjasama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah.
12. Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (konseling) yang sebaik baiknya.
13. Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada murid maupun pada guru.
14. Hubungan yang erat dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat.
15. Kerjasama yang baik dengan berbagai instansi yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
16. Pelaksanaan UKS (usaha kesehatan sekolah) termasuk usaha kesehatan mental.
17. Penyediaan fasilitas belajar yang memadai.
Masih terkait dengan paparan diatas bahwa pendekatan yang digunakan pada peserta didik bukan lagi bersifat kuratif penyembuhan dimana tindakan muncul ketika siswa baru mengalami masalah tetapi lebih diarahkan pada perkembangan (developmental approach). Hal ini bersifat edukatif pengembangan dan outreach (Nurihsan : 2009)
Maka dibutuhkan layanan yang bersifat komprehensif dari tiap-tiap komponen sekolah. Konselor dituntut mampu memberikan layanan konseling serta mampu meyampaikan bimbingan dengan baik. Selain itu juga dituntut untuk dapat bersinergi dengan guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan warga sekolah yang lain juga ketersediaan fasilitas yang mendukung guna terciptanya kesehatan mental di lingkungan sekolah.

b. Lingkungan Kerja
Sebagaimana biasa dilakukan, di sini kita pun membahas keselamatan dan kesehatan kerja bersama-sama. Tetapi walaupun pasti ada hubungan erat antara kesehatan kerja dan keselamatan kerja, ada alasan juga untuk membedakan dua masalah itu. Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman. Dan tempat kerja adalah aman, kalau bebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati. Kesehatan kerja dapat direalisasikan karena tempat kerja dalam kondisi sehat.Tempat kerja bisa dianggap sehat, kalau bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
Beberapa hal yang terjadi di lingkungan kerja yang menimbulkan gangguan mental :
1. Tuntutan pekerjaan
2. Rekan yang kurang kondusif
3. Iklim pekerjaan

c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sebagai tempat interaksi terdekat setelah lingkunga keluarga memiliki andil yang besar untuk menjadikan individu sehat mental atau tidak. Masyarakat memiliki pengaruh dalam membentuk pola pikir dan cara pandang diri sendiri atau orang lain. Beberapa hal yang terjadi di lingkungan masyarakat yang menimbulkan gangguan mental :
1. Penerimaan sosial masyarakat terhadap diri
2. Iklim pergaulan
3. Cara berfikir masyarakat

TOT CAI UntUk melatih Kepemimpinan



Para Generasi Muda adalah Tolak Punggung Para Generasi Terdahulu yang dimana generasi muda harus dapat menjadi pemimpin para anak turunnya besok dan selanjutnya, Pendidikan kepemimpinan tidak semata - mata hanya teori yang tidak ada prakteknya.
Akan tetapi kepemimpinan itu harus di praktekkan seperti teori dan tidak boleh melenceng dari nilai - nilai agama, sosial, budaya dan negara.
Pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang tidak khianat, munafiq, merugikan anggota, dll. akan tetapi pemimpin yang baik itu harus dapat amanah, mengayomi para anggotanya, loyalitas, korupsi dll.

TUGAS BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

Compusite Family (Keluarga Gabungan)
Pengertian
Keluarga yang terbentuk dari keluarga inti satu dengan keluarga inti yang lain di sebabkan salah satu dari mereka (Suami atau Istri) meninggal atau cerai.

Masalah
1) Ekonomi
a) Kesulitan dalam pembagian harta warisan
b) Kondisi taraf ekonomi tergolong dalam tingkat ekonomi menengah karena menghidupi dua keluarga sekaligus jadi biaya sehari – hari meningkat
2) Psikis
a) Anak mengalami hambatan dalam berkembangan mental
b) Menimbulkan rasa iri atau kecemburuan dalam anggota keluarga
c) Kasih sayang yang diberikan orang tua kurang
3) Sosial
a) Mudah terpengaruh dalam dalam masyarakat dalam hal negatif
b) Anak tidak betah dirumah

Cara Mengatasi
1) Preventif
 Sebelum menikah para suami atau istri harus bermusyawarah atau berdiskusi dengan anggota keluarganya.
2) Kuratif
 Memberikan pengertian pada masing – masing anggota keluarga bahwa mereka satu keluarga, agar tidak memiliki rasa iri dan agar saling sayang menyayangi antara anggota keluarga.
 Apabila sudah terlanjur terjadi atau timbul masalah dapat di selesaikan dengan bimbingan dan konseling Keluarga baik orang tua maupun anak.






Cohabitation (Kumpul Kebo)

Pengertian
Keluarga yang terbentuk dari laki – laki dan perempuan yang belum ada ikatan perkawinan dengan melakukan hubungan layaknya suami istri dan hidup bersama yang bersifat permanen atau tidak

Masalah
Keluarga Cohabitation
1) Adanya pandangan negatif dari masyarakat dan orang tua terhadap keluarga cohabitation
2) Di cemooh oleh masyarakat
3) Jika terjadi perceraian pihak perempuan akan dirugikan
Anak Cohabitation
1) Tidak memiliki Akta Kelahiran atau tidak dilindungi oleh hukum
2) Mengalami hambatan perkembangan
3) Minder

Cara mengatasi
1) Preventif
 Pihak perempuan sebaiknya memikirkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan dari hubungan tersebut.
2) Kuratif
 Kedua belah pihak sebaiknya menikah secara resmi








Gay – Couple (homo-sex)

Pengertian
Pasangan yang memiliki jenis kelamin yang sama, yang memiliki hubungan sexsual

Masalah
1) Mendapat cemooh dari masyarakat
2) Mudah terjangkit penyakit terutama penyakit kelamin atau aids

Cara Mengatasi
1) Preventif
Sebelum melakukan hubungan tersebut sebaiknya memikirkan akibat – akibat negatif yang akan terjadi
2) Kuratif
 Keluarga atau terdekat harus membantu menyadarkan bahwa perbuatan itu salah
 Apabila sudah terjadi dapat di bantu pada psikolog, dokter dan ahli agama seperti ustad, pendeta dll.

Cinta Farhat by. Briptu Norman Kamaru

Briptu Norman - Cinta Farhat Lyrics

Aku jatuh cinta lagi
Disaat ku punya cinta
Ajarin bagaimana memulai hubungan ini

[*]

Aku jatuh cinta lagi
Disaat kau punya cinta
Kau dan aku sama-sama ada yang memiliki

[**]

Harus kah cinta lagi
Antara kau dan aku
Cinta ini tak melepas
Cinta yang lainnya
ooo........

Harus cinta terbagi
Antara kau dan dia
Cinta tak mengakhiri
Cinta yang pernah ada

Kamis, 28 April 2011

Pe De

Aku memang belum punya mobil
Yang bisa teduhkanmu dari hujan
Tapi aku punya lagu
Yang bisa menghangatkanmu di setiap saat
Aku memang nggak funky
Tapi bukan gembel yang hidup tanpa usaha

Tapi kalau kamu sadar
Yang kita butuhkan bukan hanya funky style/materi
Yang kita butuhkan...

Tapi kalo kamu bener cewek baik
Kamu pasti fall in love with me
Karena aku bisa membuaimu
Terbang melayang ke sana kemari... wow...

Tapi kalau kamu sadar
Yang kita butuhkan bukan hanya funky style/materi
Yang kita butuhkan...

Tapi kalo kamu bener cewek baik
Kamu pasti fall in love with me
Karena aku bisa membuaimu
Terbang melayang ke sana kemari... wow...

Pegang erat pinggangku saat kita melaju
Di atas bintang-bintang/dua roda
Dendangkan serta lagu kesayanganmu
Seperti sedia kala
Di mana kita terangkai bersama

By. Sheila On 7

Berhenti berharap

Aku tak percaya lagi
Dengan apa yang kau beri
Aku terdampar disini
Tersudut menunggu mati
Aku tak percaya lagi
Akan guna matahari
Yang dulu mampu terangi
Sudut gelap hati ini

Aku berhenti berharap
Dan menunggu datang gelap
Sampai nanti suatu saat
Tak ada cinta kudapat
Kenapa ada derita
Bila bahagia tercipta
Kenapa ada sang hitam
Bila putih menyenangkan
Haa...

Aku pulang...
Tanpa dendam
Ku terima kekalahanku
Aku pulang...
Tanpa dendam
Ku salutkan kemenanganmu
Woo...

Kau ajarkan aku bahagia
Kau ajarkan aku derita
Kau tunjukan aku bahagia
Kau tunjukan aku derita
Kau berikan aku bahagia
Kau berikan aku derita

Haa...
Haa...

Aku pulang...
Tanpa dendam
Ku terima kekalahanku
Rebahkan tangguhmu
Lepaskan perlahan
Kau akan mengerti
Semua...

Aku berhenti berharap
Dan menunggu datang gelap
Sampai nanti suatu saat
Tak ada cinta kudapat

By: Sheila On 7

Laman